A
L
A
N
KHOZANI - SIBOY
EXOTIZONE

George Best, Termasuk Pemain Legendaris MU


Klub Manchester United tentu menghormati para pemain legendarisnya. Bobby Charlton adalah pemaian United dan kapten timnas Inggris yang pertama kali menjuarai Piala Dunia di Stadion Wembley pada 1966.

Bukan saja United yang menghormati Charlton, tapi kerajaan Inggris menyematkan gelar “Sir” kepada legenda hidup MU ini. Demikian halnya dengan pelatih “sepanjang masa” Alex Ferguson yang terus menjadi arsitek MU sejak 1986 hingga sekarang.


Kendati berkebangsaan Scotlandia, Ratu Elizabeth bermurah hati memberinya gelar “Sir” tak lama setelah United meraih “treble winner”, juara Liga Inggris, juara Pila FA dan Juara Liga Champions Eropa pada 1999.

Sir Alex sukses mengubah MU menjadi klub raksasa di Inggris dengan pemain-pemain yang fantastis. Gelar juara mulai sering disikat MU, ketika Alex memboyong pemain Leeds United temperamental Eric Cantona. Cantona menjadi figur sentral permainan. Alex dan Cantona menjadi energy revolusi permainan United.

Tapi yang paling legendaris dari para pemain United sepanjang masa adalah si urakan dan hedonis George Best. Penggemar MU dilarang melupakan pemain yang meninggal pada usia relatif muda, 59 tahun (pada 2005) dan didera macam-macam penyakit akibat suka nenggak alkohol sejak jadi pemain fantastis di MU.

George Best mewarisi darah Irlandia Utara yang suka memberontak. Ia lahir pada 22 Mei 1946 di Belfast dan masuk menjadi skuad MU pada usia yang sangat muda. Ketika ia mencapai 31 international cap di MU, usianya bahkan belum genap 18 tahun. Selama 11 tahun di MU, George Best yang biasa bermain di sayap atau gelandang itu, tercatat telah bermain 466 pertandingan dan mencetak 178 goal fantastis.

Best tak diragukan masuk dalam jajaran pemain MU yang paling berbakat yang berhasil memenangi Liga Champions dua kali pada 1960-an, termasuk Piala Eropa pada 1968. Yang paling fantastis ketika ia berhasil mengocek bola sendirian dan bikin gol di berbagai pertandingan.

Kelak Best bercerita, ketika itu dia berebut bola dari kiper Benfica, Portugal. Bola melayang di atas garis di bawah mistar, Best menyetopnya sambil menjatuhkan diri di rumput dan menyundul bola sambil tiduran ke gawang Benfica. Kalau bukan pemain jempolan dan punya nyali, nggak bakal berani berdemontrasi sesirkus Best. Apalagi ini pertandingan besar.

Setelah lima tahun memainkan sepakbola yang bikin penonton menarik nafas dan berdecak kagum, pada 1968 Best terpilih sebagai pemain terbaik se-daratan Eropa dan pemain terbaik di Inggris. Pada tahun ini pula, Best tercatat sebagai top scorer dengan 28 gol. Pada empat musim berikut, Best tetaplah top scorer liga Inggris.

Gol-gol Best yang terekam di televisi Inggris seperti ketika ia lari dan mendribble bola dengan memesona dan menceploskannya ke gawang Sheffiled United, atau Chelsea atau Westham atau lob-nya yang aduhai ke gawang Tottemnham Hotspurs.

Gol-gol Best itu menjadi klasik dalam khazanah sepak bola Inggris. Bahkan pada 1970, ia melesakkkan enam gol ketika MU membantai Northampton dengan skor 8-2. Inilah gol terbanyak yang dijaringkan pemain United dalam sebuah pertandingan sepanjang masa.





Pada Usia 55 tahun (pada 2001) , pemain legendaris Manchester United yang flamboyant, terlihat lebih tua daripada usianya. Ia kelihatan sangat capek, hampir tak ada bekas sebagai pemain legendaris United yang gagah dan banyak mencetak gol serta digilai groupies (cewek-cewek penggemarnya).

Ia masih dalam pemulihan kesehatan akibat menenggak terlalu banyak alkohol persis musisi rock pada masa itu. Ia juga mudah jatuh cinta dan tidur dengan banyak model dan seleb. Ia hampir tewas pada usia 54 tahun (Ia meninggal pada 2005)

Di sebuah hotel mewah di Belfast, kampung halamannya, ia mau sedikit memanjakan diri yakni dipijit. Ia mengendari mobil kesukaannya, sebuah Mini Cooper yang juga dipakai Mr Bean (Rowan Atkinson). “Mobil ini mainan George sekarang, “ kata Alex, isterinya, ketika itu.

“Saya tak pernah sebahagia ketika main bola,” katanya dalam suatu kesempatan curhat, “Dan saya tidak pernah berfikir tanpa main bola. Saya suka banget pada momen itu, ya rasanya hampir sempurna,” imbuhnya.

George yang pernah berjaya menjadi bintang MU, tiba-tiba meninggalkan United dan ingin bermain di sejumlah klub abal-abal di Inggris, Amerika dan Australia. Hidupnya serba tak karuan, tapi rasa humornya tetap tinggi dan tetap slengekan.
Berikut sejumlah cuplikan wawancara dari banyak penggemarnya yang pernah dimuat majalah bola Four Four Two, Inggris pada 2001.

Anda, almarhum Keith Moon (bekas drummer the Who meninggal tahun 1978) dan almarhum Keith Moon (bekas bintang film Inggris, meninggal 1999), siapa yang paling menonjol di neraka?

Kalau kamu perhatikan bagaimana mereka berdua meninggal, merekalah yang agak unggul di neraka daripada saya. Saya kan masih hidup.

Ketika Anda masih jadi magnet, apa Anda pernah merasakan kehampaan ataukah ini masa Anda yang paling hebat, seperti yang saya duga?

Hahaha. Percaya deh, itu masa yang selalu menyenangkan. Pada masa itu saya nggak pernah ada masalah sama sekali. Bagaimana bisa saya merasakan kekosongan? Saya selalu bersyukur punya pengalaman yang menyenangkan pada dasarwarsa 60-an dan 70-an. Menyenangkan banget. Hidup ini bebas dan gampang, tidak ada tetek bengek penyakit seperti sekarang.

Pada masa itu, hidup itu ya tentang cewek-cewek, bir, main bola, musik yang enak dan jadi magnet. Saya menyukai setiap menit masa itu. Dan saya nggak pernah menyesal dengan seks yang menyenangkan itu. Seks seperti sepakbola, kalau main bagus ya pengennya terus begitu. Kalau main jelek, ya nanti kan ada pertandingan lain. Hehehe….

Siapa pemain bola yang Anda anggap lebih baik dari Anda saat ini?

Dalam survey terakhir para penggemar MU bilang saya nomer dua setelah Eric Cantona sebagai pemain terbaik sepanjang masa MU. Tapi saya pikir ini hanya pembicaraan kanak-kanak saja. Kalau Anda tanya kepada generasi fans MU yang lebih tua, mungkin saya yang unggul.

Saya selalu menyebut sama bernafasnya dengan seperti para pemain yang pernah main di Piala Dunia seperti Pele, Cruiff dan Maradona, meskipun saya tidak pernah main di Piala Dunia. Suatu kehormatan, para pemain besar itu juga menganggap saya sebagai pemain andal. Maradona dan Pele bilang saya adalah salah satu pemain besar dunia. Saya senantiasa berfikir sebagai pemain terbaik. Dan tak pernah minder melihat pemain lain.

Kenapa Anda lebih suka cewek-cewek berambut pirang?

Hahaha... Enggak juga, tapi cewek-cewek pirang biasanya lebih dilihat media. Mereka termasuk “klub berambut pirang” penggemar saya. Saya sebenarnya punya hubungan intim dengan cewek-cewek berambut gelap juga.

Apakah Anda sedih melihat prestasi United merosot pada 1970-an sepeninggal Anda?

Enggak lah, nggak ada rasa menyesal. United menurun karena nggak punya pemain-pemain bagus. Saya kan nggak bisa beli pemain. United mengganti pemain hebat dengan yang biasa-biasa saja, tidak beli pemain-pemain bagus di pasar.

Siapa yang lebih jago: Giggs atau Beckham? Nggak ada yang di bangku cadangan lho!

Ryan Giggs karena dia lebih asyik memainkan bola. Giggs bisa bikin saya berdiri dari kursi ketika melihat dia berlari melewati barisan belakang. David pemain bagus, jangan kamu pusing siapa yang lebih baik, tapi saya pikir David bisa saja lebih baik. Misalnya, dia bisa mencetak gola yang lebih banyak, dan menggunakan kaki kirinya, tapi saya kira nggak perlu juga ya.

0 Responses to “George Best, Termasuk Pemain Legendaris MU”:

Leave a comment

---------- "Baca Juga -- ANEKA MACAM TIPS"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
X-Steel - Wait